Tepatnya 6 tahun yang lalu, sebuah ide dan kreasi mulai terbentang. Bagai seorang pelayar mempersiapkan perahunya untuk mengarungi samudra. Bagai seorang petualang sejati mempertaruhkan semua waktunya untuk kebergunaannya di masa yang akan datang. Menemukan dunia-dunia baru untuk menunjukan pada dunia bahwa langkahnya yang pertama dan terbaik.

Dalam sebuah petualangan sejati, meramalkan dan memprediksikan perjalanan. Kalau itu sebuah cerita masa lalu sebut saja " a journey of us ".

Bel sekolah menengah pertama berbunyi, waktunya para siswa yang orang bilang Anak Baru Gede istirahat sejenak untuk makan atau sekedar jajan mengeluarkan uang saku. Keadaan sekolah yang tidak stabil, bagaimana saat itu kita sebagai pelaku sejarah dengan gaya-gayanya memikirkan masa-masa sekolah untuk melakukan perubahan. Layaknya sebuah revolusi akhirnya ide dan kreasi mulai tertuangkan. Gelas kosong kita mulai tuangkan air atau mungkin pengisinya agar tak terlihat lagi gelas kosong.

Semua siswa saat itu mulai mengemas rasa persaudaraan, yang intinya hanya menjalani akhir cerita masa sekolah dengan kumaha aing. Sebuah slogan demokrasi untuk sebuah perlawanan. Munculah sebuah nama, yang berarti pemberontakan dengan pemikiran lebih dalam. Radikal atau dalam bahasa inggris Radical. Kita memaknainya sebuah pergerakan kebebasan, artinya bebas mengeluarkan ide;kreasi;aksi untuk kita tentunya dan adik-adik kita nantinya. Sebut saja dia angkatan dibawah kita. Kita yang selalu ingin semua merasakan kenyamanan dan kebebasan berekspresi. Untuk adik-adik kita nanti dan mungkin atau bukan saja tidak mungkin untuk anak dan cucu kita nanti.

Akhirnya 11 september. Tanggal yang tak pernah kita tentukan, menjadi titik awal perjuangan dimulai. Sebuah tamparan besar untuk mereka yang masih mau menjajah kami. Harus kita akui tak mudah melewat sejak hari itu, bahkan kalau saja seorang inggris berkata Hard Line Life. Sebuah garis kehidupan yang begitu keras. Tapi sekali lagi kami ingatkan. Perjuangan itu kami rasakan, bukan seperti kalian yang dengan instan mendapatkan semuanya. Bukan kami ingin menjadi sebuah sejarah, tapi harus kita akui. Seperti soekarno bilang "Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Tahu Sejarahnya".

Akhirnya hari demi hari terlewati, hari ini adalah cerita untuk kita yang akan kita ceritakan pada anak cucu kita nanti. Sebuah petualangan besar, kita adalah pelayar-pelayar terbaik yang dengan gagah dan berani mengarungi samdura dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Akhir cerita adalah happy, bukan sedih atau lainnya. Tapi bahagia dan bahagia. Dan pada akhirnya kita semua berharap kebahagian untuk kita semua.

Hari ini tepatnya matahari berterik begitu panas, dimana Bandung adalah kota yang sangat kita sayangi Dimana Jawa Barat adalah propinsi yang sangat kita banggakan dan dimana Indonesia adalah Tanah Air yang sangat kita cintai. Kita berharap yang menjadi kebahagian kita sekarang, besok, dan lusa tercapai dan terealisasikan. Untuk sebuah dasar dan almamater RADICAL SOLIDARITY FAMILY.

(MUHAMMAD IRFAN MAULANA//5 SEPT 2013)