Tidak perlu rangkaian kalimat panjang untuk sebuah kalimat kebanggaan.

Selamat Hari Jadi Ke 11, panjang umur persahabatan.

Sebuah konsep dasar biasanya menentukan akhir serta tujuannya. Albert Einstein hanya butuh 4 lembar tulisan dan dia bisa mengubah dunia. Apa yang dia ubah? Dia membuat sejarah dengan segala penelitian dan penemuannya.

Banyak hal, sesuatu yang kompleks di otak kita. Termasuk biasanya untuk diri kita sendiri. Jangankan untuk memikirkan hal yang besar, hal kecil saja terkadang kita malas memikirkannya. Tapi sebentarlah, mungkin kita butuh sebuah persamaan persepsi atau sekedar bertukar pikiran untuk sebuah sudut pandang yang tepat dalam penyelesaiannya.

Baca! Karena ini penting, ayat pertama yang turun dalam al-quran saja adalah iqra(bacalah). Untuk alasan yang ini ada segelintir orang yang sulit mengungkapkan dalam sebuah retorika yang baik, tapi ada juga yang sebaliknya. Tapi terkadang mungkin dia sendiri, lalu dia menulis lalu dia menghapus kembali tulisannya lalu dia menulis kembali dan begitu pun kelanjutannya hingga akhirnya dia merasa inilah yang pas. Dalam dunia nyata, seorang pahlawan yang terlupakan sebutlah dia Tan Malaka pernah berkata: Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk. Ini begitu singkat, tapi penghayatannya begitu dalam. Saat kalian tersenyum biasanya itulah saat tersadar betapa benarnya yang beliau katakan,

Mulai dari mana? Pasti semua orang yang membaca pun mulai bingung apakah ini hanya sebuah intro atau apakah ini semua? Dalam dunia sastra pun, tak tahulah ini namanya apa. Karena sekali saja kita ingatkan bahwa saat kita bermain di kata-kata, seorang pengacara tangguh pun mulai merasa kesal dan tak maulah dia beradu argumen kembali.

Apakah dingin itu ada? Seorang teman tinggi besar menjawab.."Ada.. dingin itu seperti halnya perasaan dia terhadapku" dengan nada yang memelan di akhir atau biasa disebut fade out. Ada yang lain? Lalu seseorang berbicara "Saya, dingin itu ada. Contohnya saat kita pergi ke kutub utara atau jangan jauh-jauh terlebih dahulu, ke lembang saja.. Pasti kita akan merasa dingin" mukanya berseri dan senyumnya manis. Yang lain? "Menurutku kenyataannya dingin itu tidak ada, Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali dan semua partikel menjadi diam dan tidak bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Sampai mana? Oh ya kita pasti teringat apa yang pernah Guru kita ajarkan bahwa, sebuah pesan itu memiliki makna yang tersirat maupun tersurat. Bicara tentang guru, pahlawan tanpa tanda jasa.. Pasti ingat juga apa yang pernah dikatakan founding father negara ini? Iya, siapalagi kalo bukan proklamator kita Ir Soekarno. Beliau bilang JASMERAH-- Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.

Akhirnya? Akhirnya adalah sesuatu yang PASTI! Apa sesuatu yang PASTI menurut kalian semua?

Sekian.

Lalu apa korelasi tulisan ini dengan judul di atas? Kelompok Anak Nongkrong Modern?
Silahkan baca kembali.



















































































Saat ini, hujan di Kota Bandung jadi bagian yang mengasikan untuk tidur. Desember.. ya salah satu bulan dimana hujan hampir setiap harinya turun, makannnya, mungkin, banyak orang-orang jadi suka dengan kebiasaan tidur.

Waktu itu, teman-teman sudah siap dengan acara salah satu pentas seni atau biasa kita sebut pensi. Maklumlah, pada saat itu anak ‘gaul’ SMA pasti berkeinginan untuk mengunjungi pensi sekolahnya masing-masing ataupun sekolah lainnya, apalagi bila pensinya mendatangkan band-band ‘hits’ lokal pada saat itu atau lebihnya band-band nasional. Begitu pun dengan kita, mulai membeli tiket pre-sale dan bergerombol siap datang.

Akhirnya, acara pun dimulai. Kita datang berbanyakan, yang tampil pada saat itu ada Lady Liverty(ini band personilnya salah satu dari kita), Glory Of Love, Superglad,Rosemary, Netral, Nidji, dll. Saparua mungkin bakal menjadi saksi bisu kita saat itu, begitupun dengan tanggalnya, 19 Desember.

Hayu pogo heula

Sok tiheula

Ada yang pogo, ada yang duduk-duduk cape, dan ada yang liat ini itu atau sekedar jalan-jalan.

Didepan stage sudah pasti suasana panas, ada yang joget pake emosi ada yang yah... biasa saja. Diiringi musik-musik keras semakin membuat suasana semakin ricuh untuk berjoget.

“Anjing! Baleg goblog!!” seseorang teman ngadat karena kagoder.

“Santai lur! Ces heula!” ada yang menenangkan dan mengajak toast.

Akhirnya teman-teman pada kembali ke tempat anak-anak berkumpul. Sambil laporan.

“Anjing! Goblog kaluman, si eta nenggeul aing, ku aing centang deui weh. Barudakna loba! Kumaha?”

Sikat deui lah!!”

Akhirnya, anak-anak mulai kembali ke depan panggung untuk mencari orang tadi yang menjotos teman kita. Dan... Ketemu tapi hilang lagi entah kemana.

Kamana si anjing?!!”

Hayu teangan weh katukang, sugan panggih deui

Dengan sigap, kita pun mencari orang tadi ke dekat gawang. Waktu itu saparua masih berbentuk lapang sepakbola. Dan akhirnya tanpa diduga orang tersebut berpapasan dengan kita.

Eta jelemana!! Udaaagg!”
Sambil mengejar dan ternyata sulit.

“MALIINGGG!!!!!” teriak seorang teman..

“Sarap” ini kata yang saya ucapkan dalam hati.

Betapa tidak, mungkin kalian tahu apabila ada kata-kata terlontakan maka akibatnya adalah..
HAHAHA, saya sendiri ketawa dalam hati.

( To Be Continued)



Definisi 'radikal'


adjective
1. 1 secara mendasar (sampai kpd hal yg prinsip): perubahan yg --; 2 Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3 maju dl berpikir atau bertindak;
me·ra·di·kal·kan v menjadikan radikal


Konflik horizontal di beberapa daerah telah mengancam keamanan nasional. Rasa aman yang dirasa semakin memudar telah membuat setiap warga negara menjadi takut untuk beraktifitas keluar rumah. Kata ‘radikal’ menjadi lebih sering terucapkan oleh banyak kalangan.

Secara etimologis, kata radikal adalah akar. Kata ini berasal dari bahasa latin yaitu “radix-radicis” yang bermakna akar dan mendasar. Sehingga terminologi ini diartikan sebagai sebuah keteguhan dan pemahaman yang mendalam sampai kepada akar-akarnya. Dengan demikian, arti kata radikal yang sesungguhnya adalah memahami sesuatu permasalahan secara mendalam dan memegang prinsip dengan teguh pendirian. Keyakinan yang mengakar kuat dalam diri ini juga disebut dengan radikalisme. Subjeknya disebut sebagai orang radikal.

Dalam hal ini terminologi radikal biasanya diidentikan dengan pengertian yang negatif. Sebagai contoh adalah sebuah ormas agama yang biasanya membuat kerusakan, seperti menutup tempat-tempat perjudian dengan cara kekerasan dan tak jarang memakan korban.

Radikalisme dan Terorisme

Dunia Barat identik menyematkan kata radikalisme dengan terorisme. Yang kemudian terminologi radikal di politisasi sedemikian rupa sehingga memiliki makna negatif. Ketika berbicara tentang radikalisme maka yang terbayang adalah sekolompok orang yang mengatas namakan agama tertentu kemudian membuat tindakan kriminal dalam hal ini adalah terorisme.

Terorisme diyakini sebagai konsekuensi logis dari radikalisme. Biasanya para pelaku terorisme adalah mereka yang radikal. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang memaksakan diri untuk mewujudkan tatanan hidup yang ideal menurut konsep mereka.

Hal ini sah-sah saja, sebagai upaya refleksi dalam mencari jalan keluar dari berbagai persoalan yang timbul. Namun, hal ini menjadi masalah ketika harus memakan korban. Mengapa harus ada yang menjadi korban kerusakan bahkan terbunuh dalam mewujudkan idealismenya? Bukankan ada cara-cara yang elegan sehingga setiap orang bisa mengerti dengan apa yang kita maksud?

Kedewasaan dalam menyikapi perbedaan mutlak diperlukan dalam memahami perbedaan. Setiap orang pasti mempunyai pemahaman yang berbeda-beda. Kepala boleh sama hitam, tapi isi pikiran siapa yang bisa menjamin? Seharusnya kita bisa mendialogkan hal-hal yang menjadi perbedaan bukan kemudian memaksakan kehendak kita yang belum tentu diterima oleh orang lain.


Sumber:
http://kbbi.web.id/radikal
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?keyword=radikal&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas=all&submit=tabel
http://www.anneahira.com/arti-kata-radikal-30750.htm


Bagan Sistem Sederhana

Gagasan ini sebenarnya lanjutan dari berbagai gagasan mengenai “komunitas sebagai pendukung ekonomi kreatif”. Hanya saja cangkupan lebih sempit lagi yaitu terhadap komunitas/kelompok anak nongkrong.
Sebagai salah komunitas anak nongkrong, Radical Solidarity Family memiliki gagasan bagaimana caranya untuk menjadikan nongkrong tidak percuma. Bukan hanya tentang nongkrong, diskusi, event atau kegiatan sosial tapi bagaimana menciptakan peluang bisnis kreatif kedepan.

Bagaimana ini bisa berjalan?
Kami sebagai komunitas anak nongkrong menerapkan uang kas yang dimana uang ini nantinya sebagai cadangan terhadap berbagai kegiatan.
Sehingga modal yang sangat jelas ini nantinya akan menjadi bentuk bisnis kreatif. Pegawai bisnis sendiri adalah anggota komunitasnya dengan sistem sukarela tapi bisa mendapat hasil pribadi sesuai usahanya.

Mengapa ini bisa sukses?
  •          Karena setiap anggota bisa memiliki peran promosi yang baik
  •          Karena setiap anggota bertanggung jawab terhadap keberlangsungan bisnis ini.

Adapun tambahan mengenai sistemnya adalah, pembagian tugas sesuai kompetensi masing-masing anggota.


**Gagasan ini didiskusikan, apabila ada penambahan/pengurangan akan di post kedepannya.

Labels