Sebelumnya, kami atas nama Keluarga Besar Radical mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1424H.

Tahun ini, berbeda dengan sebelumnya. Khususnya dalam keagamaan yang biasanya kami kurang peka, atau boleh dibilang niat ada tapi kurang fasilitas, akhirnya dengan mengucapkan alhamdulillah bisa melaksanakan ibadah kurban. Alhasil, setelah melakukan pembicaraan dengan semua kawan-kawan kami sepakat melakukan kurban di mesjid terdekat dan di dedikasikan untuk Almarhum Tercinta, Ibu Siti (Penjaga Warung). Penitipan, waktu itu beberapa kawan-kawan berdebat masalah ini. Bagaimana tidak, harus diakui bahwa tidak semua dari kami adalah alumni dari sekolah tsb. Maka dari itu muncul opsi bahwa kurban dititipkan di Gedung Pos. Tetapi setelah memandang dari berbagai sudut pandang akhirnya kami sepakat kurban dititipk di almamater sebagian besar anggota kami.

Pagi kemarin, tepatnya 16 Oktober 2013 sekitar pukul 8 pagi beberapa dari kami mulai mendaftarkan. Sehari sebelumnya beberapa dari kami juga sempat melakukan survey dan tanya-tanya untuk masalah kurban disana. Dari sehari sebelumnya tidak ada masalah mengenai kurban ini. A satu alias fine-fine saja. Tapi beberapa dari kami harus berdiskusi dahulu di pagi hari H tersebut. Bukan pendaftaran yang kami dapat yang ada berjuta opini mereka terhadap kami yang kami rasa bukan waktunya. Dari a sampai z mungkin, dari yang terburuk sampai buruk mungkin, dari 1 sampai 3600 detik, dan yang paling mengena di hati adalah "kalau kalian ga nongkrong disini ibu bisa terima". Sebuah tamparan keras bagi kami. Sampai harus lapor rt/rw. Opini kami tanggapi dan akhirnya kami tahu, mungkin Allah punya jalan lain bagi kami.

Potret salah satu sekolah ini membuat kami begitu semakin termotivasi. Baiklah dari segi ini akhirnya kami sadar, kami bukan orang-orang yang pantas berkurban bersama mereka. Yang jelas kami hanya ingin beritidak baik, berbuat baik, berkegiatan positif, terlepas dari semua ini kami termotivasi lebih dan bersemangat lebih dan akan lebih membuktikan. Aamiin

*** selanjutnya adalah terimakasih untuk Bapak-bapak Mess Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan para Pedagang Kaki Lima Jln.flores dsk yang telah membantu berkurban. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak dan Ibu ***




Tepatnya 6 tahun yang lalu, sebuah ide dan kreasi mulai terbentang. Bagai seorang pelayar mempersiapkan perahunya untuk mengarungi samudra. Bagai seorang petualang sejati mempertaruhkan semua waktunya untuk kebergunaannya di masa yang akan datang. Menemukan dunia-dunia baru untuk menunjukan pada dunia bahwa langkahnya yang pertama dan terbaik.

Dalam sebuah petualangan sejati, meramalkan dan memprediksikan perjalanan. Kalau itu sebuah cerita masa lalu sebut saja " a journey of us ".

Bel sekolah menengah pertama berbunyi, waktunya para siswa yang orang bilang Anak Baru Gede istirahat sejenak untuk makan atau sekedar jajan mengeluarkan uang saku. Keadaan sekolah yang tidak stabil, bagaimana saat itu kita sebagai pelaku sejarah dengan gaya-gayanya memikirkan masa-masa sekolah untuk melakukan perubahan. Layaknya sebuah revolusi akhirnya ide dan kreasi mulai tertuangkan. Gelas kosong kita mulai tuangkan air atau mungkin pengisinya agar tak terlihat lagi gelas kosong.

Semua siswa saat itu mulai mengemas rasa persaudaraan, yang intinya hanya menjalani akhir cerita masa sekolah dengan kumaha aing. Sebuah slogan demokrasi untuk sebuah perlawanan. Munculah sebuah nama, yang berarti pemberontakan dengan pemikiran lebih dalam. Radikal atau dalam bahasa inggris Radical. Kita memaknainya sebuah pergerakan kebebasan, artinya bebas mengeluarkan ide;kreasi;aksi untuk kita tentunya dan adik-adik kita nantinya. Sebut saja dia angkatan dibawah kita. Kita yang selalu ingin semua merasakan kenyamanan dan kebebasan berekspresi. Untuk adik-adik kita nanti dan mungkin atau bukan saja tidak mungkin untuk anak dan cucu kita nanti.

Akhirnya 11 september. Tanggal yang tak pernah kita tentukan, menjadi titik awal perjuangan dimulai. Sebuah tamparan besar untuk mereka yang masih mau menjajah kami. Harus kita akui tak mudah melewat sejak hari itu, bahkan kalau saja seorang inggris berkata Hard Line Life. Sebuah garis kehidupan yang begitu keras. Tapi sekali lagi kami ingatkan. Perjuangan itu kami rasakan, bukan seperti kalian yang dengan instan mendapatkan semuanya. Bukan kami ingin menjadi sebuah sejarah, tapi harus kita akui. Seperti soekarno bilang "Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Tahu Sejarahnya".

Akhirnya hari demi hari terlewati, hari ini adalah cerita untuk kita yang akan kita ceritakan pada anak cucu kita nanti. Sebuah petualangan besar, kita adalah pelayar-pelayar terbaik yang dengan gagah dan berani mengarungi samdura dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Akhir cerita adalah happy, bukan sedih atau lainnya. Tapi bahagia dan bahagia. Dan pada akhirnya kita semua berharap kebahagian untuk kita semua.

Hari ini tepatnya matahari berterik begitu panas, dimana Bandung adalah kota yang sangat kita sayangi Dimana Jawa Barat adalah propinsi yang sangat kita banggakan dan dimana Indonesia adalah Tanah Air yang sangat kita cintai. Kita berharap yang menjadi kebahagian kita sekarang, besok, dan lusa tercapai dan terealisasikan. Untuk sebuah dasar dan almamater RADICAL SOLIDARITY FAMILY.

(MUHAMMAD IRFAN MAULANA//5 SEPT 2013)